Jumat, 24 Februari 2012

SEMA ( TARIAN CINTA TUHAN 

 

TARI SEMA
Pengertian sufi

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab:
تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.

Asal mula tarian sufi

Sejarah Whirling Dervishes disebut juga tarian sema atau Tarian Mawlana Rumi diperkenalkan oleh Mawlana Jelaluddin Rumi, lahir di Balkh antara tahun 1200 dan 1207. Tanura Dance diciptakan Rumi sebagai bentuk sebuah ekspresi dari rasa cinta, kasih, dan sayang yang maha tinggi dari seorang hamba kepada sang Robbii. Tarian ini dikenalkan oleh tarekat yg didirikannya yaitu tarekat Maulawiyah. Dalam tarikat Maulawiyah irama musik digunakan sebagai media untuk Jadzab (hilang kesadaran diri karena daya tarik Illahi). Musik ini adalah ungkapan ratapan duka cita orang yg terbelenggu, ingin kembali pada asal muasal sebagai makhluk langit, dulu dizaman azali.
Kota Konya - Turki adalah kota Mawlana Jalaluddin Rumi memulai ajarannya. Di kota inilah Thariqat Mawlawiyah berkembang begitupula dengan Jalaluddin Rumi yang mendapatkan nama "Rumi" dari kota ini. Sampai sekarang
Tarian Whirling Dervishes berkembang dan menjadi sejarah budaya di Turki.
Teknik tarian sufi

Zikir Maulawiyah ini dimulai dg pembacaan ayat suci Al Qur’an dilanjutkan dg pembacaan doa-doa oleh pemimpin malejis dzikir, setelah itu salah seorang darwis menendangkan syair2 rumi dan dimulailah ratapan dg diiringi dawai, para murid mulai menari berputar (gerakan tubuh memutar berlawanan dg arah jarum jam-konon perputaran melawan arah jarum jam ini untuk menyatukan diri dengan sang pencipta)
Pesta para sufi ini lahir manakala seorang Pencari Tuhan bertemu dengan Sang Kekasih Yang Maha Suci, ketika merasakan kasih yang ada dalam hati dan dalam diri meletup-letup, maka perasaan ini akan ditransfer menjadi energi gerak dalam bentuk menari. Tarian yang dilakukan adalah sebuah ekspresi untuk merayakan kehidupan. Konon, ketika menari seperti itu, para penari mengalami ekstase yang di kalangan para sufi dipahami sebagai tingkat pencapaian perasaan penyatuan dengan Tuhan. Bahkan, ada pula yang mengaku gerakan yang tercipta ‘’seolah-olah” bukan dari diri si penari. Dari kasih inilah yang membuat seorang pencari seperti Rumi memiliki jiwa sangat lembut, dirinya tidak lagi bisa membenci atau melihat perbedaan suku, ras maupun agama.
Satu hal yg paling menarik adalah para penari2 ini berputar terus menerus tanpa berhenti selama berjam-jam dan gerekan mereka tetap seimbang, bahkan sampai tarian berhenti tidak membuat para penari oleng (kehilangan keseimbangan) karna akibat dr gerakan tubuh berputar itu. Kalo yg bukan ahli, dijamin deh ga bakal bisa tahan lama untuk berputar, yg ada bakal jatuh karna puyeng heheh.

Yang menarik penontonnya bukan hanya orang-orang islam saja. Tetapi banyak turis-turis yang datang dari mancanegara untuk menyaksikan al-Tannoura Traditional Troup. Di antaranya, ada dari Italia, Spanyol, Yunani, China, dan negara yang lainnya.

ketika sekarang sedang marak-maraknya perselisahan tentang peradaban, antara islam dan Barat. Maka, salah satu solusi penting untuk mengenalkan budaya tarian sufi kepada mereka. Karena dalam tarian itu, mengandung unsur kesufistikan dan sekaligus hiburan. Dimana, orang tidak melihat lagi unsur diskriminatip dalam tarian tersebut. Yang ada, malah hiburan yang mereka dapatkan. Walaupun, dalam isi bait-bait syairnya berisikan pengagungan terhadap Sang Maha Kuasa.

Namun, mereka hanya bisa melihat unsur hiburan dalam tarian itu. Tetapi, pada dasarnya mereka bisa menikmatinya dengan baik. Ini sisi positipnya, untuk menggambarkan begitu damai dan indahnya islam bagi mereka.
Tarian sufi bisa menjadikan solusi untuk sebuah kedamaian. Menerangkan ke Barat, bahwa islam dengan peradaban dan seninya bisa dinikmati dengan penuh ketenangan. Tidak harus dihantui perasaan takut, dan mengerikan sekeliling islam. Karena seni bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tidak hanya khusus golongan-golongan tertentu.

Dengan demikian, perdamaian bisa diciptakan dengan baik. Lewat budaya tarian-tarian sufi. Di mana mereka tidak melihat lagi, peradaban islam yang mengerikan. Tetapi, mereka tertarik dengan peradaban islam yang kaya dengan seni budaya.

Semoga, tarian sufi bisa membangkitkan peradaban islam. Yang penuh damai, penuh kecintaan, penuh persahabatan, dan penuh kasih sayang. Karena memang, pendahulunya mengajarkan seni itu untuk ilustrasi kasih sayang dan cinta. Terhadap Sang Pencipta yang Maha Tinggi.

alat musik Kendang

Kendang

Kendangs
Kendang koleksi KBRI Canberra, Australia.
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

alat musik Suling

Suling

Berbagai macam suling Jerman (block flauto)dan ukurannya.
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm.

Patung Bagi Suku Dayak

Fungsi Patung Bagi Suku Dayak
Suku Dayak mengenal seni pahat patung yang berfungsi sebagai ajimat, kelengkapan upacara atau sebagai alat upacara.